MEMBIBITKAN
Pembibitan
merupakan kegiatan budidaya yang bertujuan menyediakan bibit berkualitas dalam
jumlah yang mencukupi dan jangka waktu tertentu. Sebelum kegiatan menyiapkan
bibit dilakukan yang sangat penting diperhatikan adalah penentuan tempat
pembibitan karena dengan memilih tempat yang salah akan berakibat fatal. Adapun
penentuan tempa pembibitan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
·
Dipilih tanah yang subur
(kimia, fisik dan biologis) dan gambur
·
Dekat sumber air untuk
memudahkan penyiraman
·
Mudah pengawasannya
·
Ditengah-tengah areal yang
akan ditanami, agar mudah dalam pengangkutan.
a. Penyiapan
Rumah Pembibitan
Bangunan
pembibitan terdiri atas bedeng pembibitan dan bangun sungkup pelindung. Bedeng
pembibitan berguna sebagai tempat menyusun dan menempatkan polybag yang berisi
media, sedangkan sungkup pelindung berfungsi melindungi hamparan bibit dari
gangguan alam dan serangan hama.
Bedeng
dibuat dengan ukuran panjang 10 m atau disesuaikan dengan kebutuhan, lebar
100-110 Cm, dan tinggi 10-15 Cm. Tanah permukaan bedeng digemburkan dan
dihaluskan sehingga polybag mudah diatur dan ditegakkan. Tanah bedeng dan
sekitarnya harus bersih dan bebas dari segala jenis anaman pengganggu. Apabila
budidaya di mulai saat musim hujan, tinggi bedeng pembibitan dibentuk lebih
tinggi dibanding waktu musim kemarau. Maksudnya agar bibit terhindar dari
percikan air dan genangan air hujan. Agar bagian sisi bedeng stabil dapat
ditambah belahan anama.
Rancang
bangun sungkup pelindung dibuat sesuai dengan musim yang berlaku, sungkup pelindung berbentuk setengah
lingkaran dan bentuk bangun segi empat persegi terbuka (gubuk). Bangun setengah
lingkaran dibuat dari bambo/kayu dan seluruh permukaannya ditutup plastik transparan
atau tembus cahaya. Dengan demikian, bibit dapat dilindungi secara keseluruhan.
Bangun empat persegi hanya pada bagian atap yang tertutup plastik, sedangkan
setiap sisinya tetap terbuka.
Bangunan sungkup pelindung model setengah lingkaran diterapkan ketika membibitkan cabai
di musim hujan. Bangun ini disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang cukup
akstrem sehingga bibit terhindar dari percikan
air hujan dan embun malam. Temperatur dalam sungkup pada malam hari tidak
rendah sehingga tetap dapat menjamin kehidupan bibit.
Sungkup
bangun empat persegi yang semua sisinya terbuka sudah umum dipergunakan.
Kerangka dasar dibngun dari anama, sedangkan atap ditutup dedaunan atau plastik
yang redup sehingga dapat mengurangi sinar yang sampai ke permukaan hamparan
bibit.
Sungkup
bangun terbuka umumnya untuk melindungi bibit pada waktu budidaya dilakukan di
musim kemarau atau musim panas. Sistem ini telah dikenal luas oleh kalangan
petani. Lingkungan alam masih dapat berpengaruh pada pertumbuhan bibit. Karena itu,
apabila bentuk tersebut diterapkan untuk membibitkan benih di musim hujan,
penurunan suhu pada malam hari dapat menghambat pertumbuhan bibit. Karena harga
cabai cukup mahal, sebaiknya dicarikan cara terbaik untuk membibitkan sehingga
dapat diperoleh bibit berkualitas.
Model Rumah
Pembibitan
Rumah
pembibitan dibuat untuk melindungi bibit
anaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan hama
dan penyakit. Model rumah pembibitan disesuaikan dengan luas penanaman.
Keperluan lahan untuk rumah pembibitan < 1%
luas lahan. Sebagai contoh, untuk luas penanaman 1 ha, diperlukan tanah untuk
rumah pembibitan <
100m2. Apabila digunakan polibag berukuran 6x10 Cm maka untuk populasi 18.000
tanaman diperlukan tempat pembibitan sekitar 72 m2.
Berikut
ini diuraikan tiga model rumah pembibitan yang disebut sebagai model I, II, dan
model III.
·
Model I
Model
i mempunyai ukuran panjang 10-12m, lebar 100-120 Cm, dan tinggi 75 Cm. Model i
biasa digunakan untuk penanaman skala kecil. Polibag yang telah diisi
dilapisi media semai ditata secara
berjajar, terlebih dahulu di bagian bawah dilapisi kertas Koran agar perakaran
bibit nantinya tidak menembus ke dalam tanah. Kelemahan dari model i ini harus
memindahkan bibit-bibit ke kotak khusus, baru diangkut ke lokasi penanaman
sehingga memerlukan waktu dan tenaga lebih banyak.
Bagian
atap rumah ditutup/diberi naungan yang rangkanya terbuat dari kayu/tanaman
berbentuk setengah lingkaran. Sungkup dapat terbuat dari plastik bening transparan, kain strimin atau
gabungan keduanya. Apabila hanya menggunakan plastik bening transparan maka harus sering dibuka dan ditutup. Sungkup
dibuka mulai pagi hari sampai pukul 12.00 siang, kemudian ditutup. Sore hari
sungkup dibuka lagi dan ditutup pada malam hari.
Apabila
menggunakan kain strimin dapat digunakan berbagai macam warna. Berdasarkan
pengalaman, kain strimin warna hijau memberikan pertumbuhan bibit anaman yang
lebih sehat dan cepat dibandingkan dengan warna lain. Penggunaan kain strimin
mempunyai beberapa keuntungan , antara lain tidak perlu membuka dan menutup
berulang-ulang karena sinar matahari yang masuk tidak 100%, selain itu
pemeliharaan seperti penyiraman dan penyemprotan fungisida dapat dilakukan
tanpa membuka kain strimin. Keuntungan lainnya mencegah hama
masuk ke pembibitan sehingga mengurangi penyemprotan insektisida. Pada
penggunaan plastik transparan sebagai sungkup, hama seperti belalang, ulat
tanah, dan anjing tanah (orong-orong) dapat dengan mudah masuk ke pembibitan.
Kerugian penggunaan kain strimin sebagai penutup sungkup yaitu memerlukan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan plastik transparan bening. Pada
saat musim hujan, sebaiknya digunakan rangkap antara plastik bening dengan kain
strimin untuk melindungi bibit tanman dari terpaan air hujan.
·
Model II
Model
II biasa digunakan untuk skala penanaman besar. Rumah pembibitan ini di buat besar seperti saung (gubug) yang di
dalamnya dibuat para-para dari anama dengan ketinggian 50-60 Cm dari permukaan
tanah. Para-para ini tempat menaruh barisan wadah palstik yang berisi anaman
semai. Rumah pembibitan ini mempunyai ukuran panjang 5-8 m, lebar 3,5-5,0 m,
dan tinggi 3,5 m.
Keunggulan model II ini mudah dalam perawatan karena
orang dapat masuk ke dalamnya. Rak bibit pun dapat langsung diangkut ke lahan
tanpa memindahkan polibagnya satu per satu seperti model II. Kelebihan lainnya
rumah pembibitan ini dapat diguankan
berkali-kali. Kerugiannya diperlukan biaya yang lebih besar daripada model I.
·
Model III
Model
rumah pembibitan ini merupakan perpaduan antara rumah pembibitan model i dan
model II. Ukuran dan modelnya sama dengan model i, hanya pada model i terletak
di permukaan tanah, sedangkan model III dibuat para-para sehingga berjarak
50-60 Cm dari permukaan tanah. Model III sangat sesuai untuk pembibitan di
musim hujan. Penggunaan bahan bambunya lebih hemat dibandingkan dengan rumah
model II, lebih aman dari serangan hama, penyakit, dan kelembaban tinggii
dibandingkan dengan model I.
b. Penyiapan Media Semai
Pesemaian
adalah tempat menanam benih/bibit yang bersifat sementara, dimana tanaman muda
(semai) ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan. Media semai
hendaknya dapat menjamin pertumbuhan perakaran setelah biji berkecambah. Oleh
sebab itu media pesemaian hendaknya merupakan campuran tanah dan pupuk kandang
atau tanah bercampur pasir dan pupuk kandang dan lain sebagainya sesuai dengan
jenis tanman yang akan ditanam. Media pesemaiannya terdiri dari tanah, pupuk
kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. perbandingan ini tergantung dari
tujuan dan kondisi tempat pembibitan, dapat juga bahan media semai berupa
campuran tanah subur (60%), pupuk kandang atau kompos (35%), pupuk NPK halus
(0,2%) dan insektisida buritan (furadan/petrofur) 0,02%. Bahan campuran yang
dipergunakan sebaiknya dihaluskan sehingga dapat tercampur meratya dengan
tanah. Pupuk kandang atau kompos yang dicampurkan dipilih dari bahan yang sudah
mengalami dekomposisi penuh (matang). Cirinya,
warna dan baru netral seperti warna dan bau tanah. Bahan organic berupa pupuk
kandang dapat berupa pupuk kandang dari kotoran kambing, sapi, kerbau, atau
ayam.
Selain
itu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
·
Tempat pesemaian cukup
lembab (kurang lebih 85%)
· Berfungsi menyediakan
makanan bagi benih setelah belahan biji (cotyledon) tidak berfungsi lagi dan
selama benih tersebut belum dipindahkan ke lapangan atau tempat lain.
·
Sirkulasi udara cukup baik
Media
pesemaian sebaiknya disterilkan terlebih dahulu untuk mencegah adanya
bibit-bibit penyakit yang dapat membahayakan bagi kesehatan biji atau benih.
Sterilisasi tanah pesemaian dapat dilakukan dengan:
· Autoclaf ataa mengukus
medium pesemaian tersebut sampai 60-70° celcius selama 30 menit.
·
Menyiram dengan larutan
formalin 4% sebanyak 1 liter larutan per 1 m2 luas pesemaian lantas ditutup
selama 24 jam.
Media
semai yang telah disiapkan kemudian ditempatkan dalam wadah semai. Wadah atau
tempat menyemai dapat mempergunakan polibag semai atau tempat yang terbuat dari
daun pisang, daun hanjuang atau daun jagung yang biasa dikenal dengan istilah
“pocis”. Daun dibentuk sehingga menyerupai bangun cawan yang bagian atas dan
dasarnya terbuka. Apabila daun tidak tersedia, dapat digunakan bahan kertas
sebagai pengganti.
Media
pesemaian yang telah disiapkan ditempatkan dalam wadah semai. Wadah semai dapat
mempergunakn, polibag semai, daun pisang, daun hanjuang atau daun jagung.
Polibag
semai terbuat dari plastik, tersedia di kios-kios pertanian. Ukurannya 8x9 Cm
atau 8x12 Cm. Polibag semai atau “pocis” diisi media tidak harus sampai penuh
sehingga tersedia ruang untuk menempatkan mulsa. Tinggi polibag semai yang
berisi media rata-rata 6 Cm. Apabila menggunakan polibag semai, maka kelebihan
ruang dibagian atas dapat dilipat agar mudah dilepaskan saat akan ditanam.
Polibag
semai langsung disusun secara teratur di atas bedeng persemaian di dalam
bangunan pembibitab. Panjang dan lebar penyusunannya disesuaikan dengan bangun
pembibitan sehingga mudah pemeliharaannya. Biasanya tempat semai disusun secara
memanjang, lebarnya 1 m dan panjang disesuakan dengan panjang bangun
pembibitan. Dengan cara demikian, setiap luasan 1 m2 dapat ditempati 600-700
polibag.
Polibag
singkatan dari poly ethylin bag yang artinya kantong yang terbuat dari bahan
plastik berwarna hitam. Beberapa alasan penggunaan polibag sebagai tempat media
tumbuh tanaman, karena polibag mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu antara
lain:
·
Bahannya kuat, ringan,
sehingga mudah digunakan
· Warnanya hitam, sehingga
suasana media menjadi gelap dan mampu untuk merangsang pertumbuhan/perkembangan
akar tanaman.
Pembuatan
Lubang Aerasi
Lubang
aerasi dalam pembuatan media tanam polibag mutlak dilakukan. Lubang aerasi
disediakan mempunyai beberapa fungsi.
Fungsi
Lubang aerasi
· Membantu aerasi pada media
tanam
· Membantu mengatur suhu media
tanam agar tidak terlalu panas, yang tidak dikehendak oleh tanaman, khususnya
pada siang hari
· Untuk drainase, yaitu
mengalirkan kelebihan air, dan membuang residu, sisa pemupukan yang tidak
dimanfaatkan oleh tanaman.
Lubang
aerasi dibuat mulai dasar polibag ¾ tinggi polibag. Pembuatan lubang aerasi
pada polibag dapat dibuat menggunakan perfurator. Jumlah lubang yang harus
disediakan diperkirakan mampu memenuhi
fungsi, untuk aerasi menjaga suhu agar tidak terlalu tinggi dan mampu
mengalirkan kelebihan air dengan lancar dan cepat.
c.
Penyemaian Benih
Sebelum
melakukan penyemaian benih hal-hal yang harus dilakukan antara lain:
·
Penentuan terlebih dahulu
varitas yang digunakan
·
Penentuan merek dagang yang digunakan
·
Berapa banyak benih yang
dibutuhkan
·
Dimana penyemaian benih akan
dilakukan
Setelah
melakukan kegiatan tersebut diatas dilanjutkan kegiatan penyemaian
Perlakuan
Benih (seed treatment)
Untuk
memudahkan perkecambahan dan mematikan bibit penyakit yang terbawa benih, dapat
dilakukan perlakuan benih sebelum penanaman ke polibag. Ada 3 macam perlakuan
benih yang bias dilakukan seperti di bawah ini:
·
Perendaman dengan air hangat
Perendaman
dengan air hangat bertujuan untuk mempermudahkan perkecambahan benih. Benih
direndam dalam air hangat kuku selama 4-6 jam. Setelah itu, benih dibungkus
dengan handuk basah atau kertas Koran yang dibasahi, kemudian diperam dalam
kaleng bekas biscuit yang di dalamnya diberi penerangan lampu 15 Watt. Handuk
atau kertas Koran harus selalu dijaga kelembabannya setelah 3 atau 4 hari,
benih telah berkecambah sepanjang 0,5-1 mm dan siap disemai.
·
Perendaman dalam larutan
fungisida dan bakterisida
Benih
direndam dalam air yang ditamabahi fungisida Derosal 2 g/l atau Previcur N 1,5
ml/l dan bakterisida Agrimycin/Agrept 1,2 g/l. Perndaman dilakukan selama 4-6
jam, kemudian pemeraman dihaluskan seperti pada perlakuan peredaman air hangat.
·
Pengadukan Benih dengan
Fungisida atau Bakterisida
Perendaman
benih dan pemeraman biasanya menyulitkan pada saat penanaman benih ke
polibag karena kulit benih menjadi
lengket dan sulit dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, kebanyakan petani
atau pengusaha tidak melakukannya secara basah, melainkan secara kering
seperti
cara berikut ini. Benih yang masih dalam kantung kemasan dibuka/digunting salah
satu ujungnya, kemudian dimasukkan satu sendok teh fungisida Derosal dan satu
sendok teh bakterisida Agrimycin/Agrept. Bungkus kemasan dilipat, kemudian
dikocok-kocok sampai seluruh benih terselimuti fungisida dan bakterisida tadi.
Setelah itu benih siap ditanam.
Sistem
Pesemaian
Pesemaian
cabai dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu persemaian di bak pasir atau persemaian di polibag.
Pesemaian
di bak pasir
Pesemaian
dibak pasir merupakan pesemaian benih secara tidak langsung. Benih ditanam di
bak yang berisi pasir terlebih dahulu sebelum di tanam di polibag. Sistem ini mempunyai keuntungan,
yaitu bibit yang kelak dihasilkan hanya
bibit-bibit yang bagus karena sortasi telah dilakukan sejak awal. Namun
kerugiannya memerlukan tambahan tenaga kerja untuk pembuatan bak pasir dan
penyemaiannya serta keterampilan pada saat memindahkan bibit dari bak pasir ke
polibag semai.
Ukuran
bak pasir yang digunakan tergantung keperluan. Biasanya berukuran panjang
100-150 Cm lebar 50-80 Cm dan tinggi 8-10 Cm.
Alas
bak pasir yang terbuat dari papan dipasang tidak terlalu rapat dengan diberi
rongga selebar 1 Cm sebagai jalan peresapan air keluar. Di atas papan dilapisi
kertas semen yang diberi lubang kecil. Selanjutnya diisi dengan pasir yang telah
dicuci bersih setinggi 5-8 Cm dan ditaburi 100 gr NPK lembut untuk 1 m3 pasir.
Bak pasir disiram air yang telah dicampuri fungisida Derosal dengan konsentrasi
2 g/l atau Previcur N 1,5 ml/l.
Diatas
permukaan pasir dibuat alur untuk penanaman dengan kedalaman 1 Cm dan jarak
antar alur 7,5-10 Cm. Usahakan penanaman benih tidak tumpang tindih, tetapi
dibuat jarak minimal 5 Cm antar benih dalam satu alur.
Benih
kemudian ditutup dengan pasir. Permukaan bak pasir ditutup dengan kain goni
yang dibasahi dengan tujuan untuk mempercepat proses perkecambahan benih.
Pada
hari ke 3 atau ke 4 setelah penenaman benih, karung dibuka. Benih-benih muali
kelihatan berkecambah. Pada hari ke 8 dan 9 mulai terbentuk kotiledon (daun
lembaga sebagai cadangan makanan) secara sempurna. Pada hari ke 10 atau ke 11
bibit mengeluarkan kuncup daun. Pada saat ini bibit siap dipindahkan/disapih ke
polibag.
Bibit
yang dipindahkan ke polibag hanyalah bibit yang lolos sortasi. Untuk memudahkan
pemindahan, polibag maupun bak pasir harus disiram air dahulu. Bibit diambil
beserta pasir yang melekat pada akar agar bibit tidak stress pada saat
pemindahan. Pemindahan bibit ke polibag harus dilakukanhati-hati. Jangan sampai
titik tumbuh patah atau batangnya terluka karena tekanan tangan yang
terlalu keras. Setelah bibit
dipindahkan/disapih tanah pada polibag sedikit ditekan, jangan sampai ada
rongga antara akar bibit dengan tanah media. Selanjutnya bibit yang baru
dipindahkan disiram dengan air secukupnya.
Keuntungan
Sistem penyapihan:
-
Bibit mudah
menyesuaikan diri di lapangan
-
Memudahkan dalam
pemindahan bibit
-
Bibit cepat besar
karena setiap bibit ditanam dalam media sendiri-sendiri
-
Dapat memilih bibit
yang baik untuk penanaman
Kerugian
system penyapihan
-
Menambah biaya dan
tenaga
-
Stagnasi
karena bibit dipindah beberapa kali.
·
Pesemaian Langsung ke
Polibag
Keuntungan
dari system semai langsung adalah
pelaksanaannya mudah dan cepat. Kelemahannya adalah pada saat sortasi
bibit banyak polibag yang tidak terpakai
karena kemungkinan bibit tidak tumbuh atau pertumbuhannya jelek sehingga
diperlukan polibag dan media semai yang lebih banyak. Selain itu, pembibitan
secara langsung oleh banyak orang dapat menyebabkan bibit tidak seragam. Oleh sebab itu, untuk menyemai benih secara langsung sebaiknya ditangani 1-2
orang saja agar kedalaman penanaman banihnya seragam.
Media semai diisikan ke polibag yang ujungnya atau
bagian lain telah diberi lubang kecil untuk mengeluarkan kelebihan air. Buatlah
lubang tanam tepat di tengah-tengah
polibag sedalam 1,5 Cm dengan bantuan pensil.
Siapkan
abu sekam/jerami yang tercampur tanah halus dengan perbandingan 2:1 sebagai
penutup lubang tanam. Masukkan ke dalam polibag satu benih per lubang, kemudian
tutuplah dengan campuran abu sekam dengan tanah. Siram media dengan air
secukupnya. Plastik sungkup pesemaian ditutup terus selama fase-fase awal
pembibitan.
Agar
suasana dalam perkecambahan benih hangat, permukaan pesemaian ditutup dengan
kain karung goni. Jagalah kain karung goni ini tetap basah. Apabila pada hari
ke 3 atau ke 4 benih telah tumbuh menjadi kecambah karung goni dibuka.
Untuk
penanaman cabai di musim hujan, terutama dalam skala besar, penyemaian benih
dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama penyemaian untuk penanaman. Tahap
selanjutnya pada minggu ke 2 dilakukan penyemaian untuk persiapan penyulaman.
Dengan demikian pertumbuhan bibit di lapangan seragam antara penanaman pertama
dengan penyulaman. Kebutuhan benih untuk penyulaman pada musim kemarau sekitar
10% dari kebutuhan benih pokok, sedangkan di musim hujan diperlukan sekitar
12-15%.
d.
Pemeliharaan Pembibitan
Pemeliharaan
dakam pembibitan meliputi pembukaan
sungkup, penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
serta sortasi bibit.
·
Pengaturan mikroklimat
Bibit
yang baru tumbuh memerlukan penyinaran matahari yang minimal. Sungkup plastik
pada rumah pembibitan model I dan Model III
harus ditutup pada saat hari
mulai panas, kira-kira pukul 10.00 – 16.00. Pada pagi hari sampai pukul 10.00
bibit perlu mendapatkan sinar matahari
pagi yang banyak mengandung vitamin D. Pada malam hari, sungkup plastik
ditutup rapat kembali untuk mencegah masuknya serangga. Pada saat muncul daun
sejati, bibit mulai dilatih untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak
sehingga sungkup plastik harus lebih lama dibuka. Semakin lama bibit
mendapatkan sinar matahari secara penuh, terutama 3-5 hari menjelang pindah ke
lapangan agar bibit dapat segera beradaptasi.
·
Penyiraman
Setiap
pagi hari, bibit harus disiram air secukupnya karena pada siang hari bibit akan
kehilangan air cukup banyak akibat penguapan. Pada waktu panas terlalu terik,
tanah media kering sehingga penyiraman
perlu diulangi pada sore hari. Hindarilah penyiraman pada siang hari karena air
yang diberikan akan segera menguap. Penguapan ini menimbulkan panas sehingga
menyebabkan bibit stress dan layu terkulai , bahkan tidak jarang bibit ada yang
mati.
Bibit
yang terlambat disiram akan mengalami
kalayuan karana zat-zat makanan yang dibutuhkan bibit tidak dapat terserap oleh
akar. Akibat lebih parah, pertumbuhan bibit menjadi kerdil. Penyiraman yang
terlalu banyak akan menyebabkan terkikisnya tanah di polibag sehingga akar
bibit muncul keluar. Apabila tidak segera ditutup kembali maka bibit dapat
rebah dan pertumbuhan selanjutnya terganggu.
·
Penyiangan
Selama pembibitan, perlu dilakukan penyangan secara
manual dengan tangan satu kali. Pencabutan gulma ini harus dilakukan dengan
hati-hati, jangan sampai akar bibit ikut terangkat. Setelah gulma dibersihkan,
pertumbuhan bibit akan optimal karena semua zat makanan akan terserap.
·
Pemupukan
Pupuk
dasar yang diberikan pada media semai sudah cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan bibit sehingga penambahan pupuk kimia lewat akar tidak diperlukan.
Pupuk daun majemuk yang dilengkapi unsur mikro dapat diberikan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman. Pemberian pupuk daun ini (misalnya Complesal
Special Tonic atau Kemira Green) cukup sekali, yaitu pada umur 15-18 hari
setelah semai.
·
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Penyemprotan
insektisida dilakukan bersamaan dengan penyemprotan fungisida, masing-masing
setengah dari konsentrasi yang digunakan untuk tanaman deawasa. Hal ini karena
kondisi tanaman yang masih muda.
Penyemprotan
insektisida dan fungisida dengan konsentrasi penuh menyebabkan daun tanaman
terbakar (plasmolisis). Penyemprotan tersebut dilakukan 1-3 hari menjelang
bibit ditanam dilapangan (17-21 HST). Bila dilakukan setelah di lapangan pada
tanaman yang baru dipindah akan berbahaya karena tanaman masih dalam masa
kritis, yaitu masa beradaptasi . Untuk mengendalikan hama di pembibitan
digunakan Decis dengan konsentrasi 0,3-0,5 ml/l dan untuk mengendalikan
penyakitnya digunakan fungisida Previcur N dengan konsentrasi 1 ml/l.
·
Sortasi Bibit
Seminggu
sebelum bibit ditanam di lapangan mulai dilakukan sortasi bibit. Bibit yang
mempunyai pertumbuhan sama dikumpulkan menjadi satu. Hanya bibit yang memiliki
pertumbuhan kekar dan subur yang dip[ilih untuk ditanam.
Pindah
Tanam
Setelah
benih dibibitkan, pada umur sekitar 20-24 hari, bibit perlu dipindahkan ke
lapangan. Dalam hal ini perlu diperhatikan kriteria bibit yang siap dipindahkan
dan saat pindah tanam yang tepat.
·
Kriteria bibit siap pindah
tanam
Bibit
siap ditanam pada umur 20-24 hari setelah semai, tergantung pertumbuhan bibit
dan lokasi pembibitan. Pembibitan di dataran rendah relatif lebih cepat
dibandingkan dengan pembibitan di dataran menengah dan dataran tinggi. Pada
umur 15-17 hari setelah semai, bibit berdaun sejati 2 helai dan memiliki 1
kuncup daun.
Bibit
ini kalau ditanam di lapangan akan memiliki pertumbuhan cepat, tetapi
kelemahannya mudah dirusak oleh ulat tanah (Agrotis ipsilon) dan
ganggsir (Brachytrypes portentosus)
Pada
umur 18-21 hari setelah semai (di dataran rendah) ataua 21-30 hari ( di dataran
tinggi), bibit sudah memiliki 3-4 helai daun sejati. Saat ini merupakan waktu
yang ideal untuk penenaman. Pada umur 22-24 hari setelah semai, bibit telah
meiliki 5-6 helai daun sejati. Bibit ini masih layak ditanam, hanya pertumbuhan
awalnya agak terlambat, tetapi dua minggu kemudian sudah mampu beradaptasi
dengan cepat.
Bibit
yang telah mempunyai lebih dari 6 daun dengan tinggi tanaman tidak sebanding
dengsn tajuk tanaman sebaiknya tidak ditanam. Bibit seperti ini sudah berumur
> 30 HST di dataran rendah dan menengah, serta > 40 HST di dataran
tinggi. Bibit yang terlalu tua ini apabila dipaksakan ditanam akan mengakibatkan pertuimbuhan
tanaman meninggi dengan batang dan daun kecil serta peroduksinya sangat rendah.
AYO SUKSESKAN !
BalasHapusASIAN GAMES 2018 Sudah Di Depan Mata <3
Bersiap-Siap dan Sambutlah Kemeriahan Pesta Olahraga Asia ini Bersama Kami, AGENS128 !!!
Dan Pastinya Dapatkan Berbagai Bonus KEMERDEKAAN & ASIANGAMES dari AGENS128
(BBM): AGENS128
WhatsApp : 087789221725
LINE: AGENS1288
KEEP THE DREAM ALIVE !!!
Ebobet merupakan situs slot online via deposit pulsa aman dan terpercaya, Dengan menggunakan Satu User ID bisa bermain semua game dari Bola, Live Casino, Slot online, tembak ikan, poker, domino dan masih banyak yang lain.
BalasHapusSangat banyak bonus yang tersedia di ebobet di antaranya :
Bonus yang tersedia saat ini
Bonus new member Sportbook 100%
Bonus new member Slot 100%
Bonus new member Slot 50%
Bonus new member ALL Game 20%
Bonus Setiap hari 10%
Bonus Setiap kali 3%
Bonus mingguan Cashback 5%-10%
Bonus Mingguan Rollingan Live Casino 1%
Bonus bulanan sampai Ratusan Juta
Bonus Referral
Minimal deposit hanya 10ribu
Slots - Casino - Jackson Hole
BalasHapus› casino-casino-slots- › 파주 출장샵 casino-casino-slots- Nov 22, 2021 — Nov 22, 2021 Slots. Our most recent 양주 출장안마 slot machines and casino games have seen huge jackpot jackpots, and now Slots. With just one click and a 과천 출장마사지 single click, you 파주 출장샵 will 충청북도 출장안마 have the