PERLAKUAN KHUSUS PADA BENIH
Jenis perlakuan khusus
Secara umum benih akan segera
berkecambah jika disemai pada media yang cocok dengan lingkungan yang sesuai.
Tetapi seringkali terjadi benih disemai yang setelah melewati batas waktu yang
ditetapkan tidak mampu memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan embrionya
menjadi kecambah, meskipun benih yang dikecambahkan sudah mencapai tingkat
masak fisiologis dan faktor lingkungan sesuai untuk terjadinya proses
perkecambahan.
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah, diantaranya
adalah :
1) Benih
terifeksi patogen.
2) Benih mengalami dormansi.
Untuk mengatasi terhambatnya benih
berkecambah maka sebelum benih dikecambahkan perlu diberi perlakuan terlebih
dahulu. Tujuan perlakuan benih antara lain :
1) Untuk
mempercepat terjadinya proses perkecambahan.
2) Untuk
mematahkan dormansi benih.
3) Untuk mencegah adanya patogen yang
terbawa benih.
Jenis-jenis perlakuan khusus pada benih
:
1) Perlakuan mekanis
Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan
untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit benih bersifat imperiabel terhadap
air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi
mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain
; mengikir, menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan
pisau dan menggoncang benih. Biji Semangka yang mendapat perlakuan mekanis,
setelah 24 jam sudah 90% mulai berkecambah, sedang yang tanpa perlakuan belum
ada yang berkecambah. Setelah 48 jam (hari ke-2) biji yang diberi perlakuan
mekanis telah 100% berkecambah, sedang pada biji tanpa perlakuan baru mulai
berkecambah (20%).
Hasil pengamatan eksperimen ini
menunjukkan bahwa dengan memberikan perlakuan secara mekanis berupa memecah
kulit biji pada biji Semangka non biji dapat mempercepat terjadinya
perkecambahan. Hal ini disebabkan air lebih cepat meresap atau masuk dalam biji
sehingga biji lebih cepat tumbuh. Disamping itu perlakuan mekanis pada benih
Semangka non biji dapat meningkatkan permeabilitas kulit biji terhadap air dan
udara. Keberhasilan perlakuan mekanis sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dalam
memberikan perlakuan yaitu dalam memecahkan kulit biji Semangka. Jika tidak
hati-hati maka biji akan mengalami kerusakan sehingga berpengaruh terhadap daya
kecambah biji. Selain itu kelembaban media kecambah juga harus selalu
diperhatikan, karena jika media kurang lembab maka perkecambahan akan
terganggu. Contoh : perlakuan benih Kemirinn yang memiliki kulit tebal dan
keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan
perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian kulitnya. Disamping itu dapat
pula dengan cara menutup persemaian benih Kemirinn dengan karung goni kemudian
pada permukaan karung di perciki dengan minyak tanah.
2) Perlakuan kimia
Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan
menggunakan bahan kimia. Maksud dari perlakuan kimia ini adalah :
a) Untuk
menjadikan agar kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada
waktu penyerapan.
b) Untuk mencegah atau memberantas
patogen yang terbentuk oleh benih.
Perlakuan kimia ini dapat dilakukan
dengan cara merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu
tertentu, selain itu perlakuan kimia yang dilakukan untuk mencegah atau
mengendalikan hama penyakit dapat dilakukan dengan cara memberikan pestisida
tertentu kepada benih, baik sebelum benih dikemas untuk disimpan 88
maupun sewaktu
benih akan ditanam di lahan. Hal ini tergantung pada karakter dari benih. Bahan
kimia yang bisa digunakan dalam perlakuan secara kimia ini antara lain asam
sulfat, asam nitrat, potassium hydroxide, asam hidrochlorit, potassium
nitrat, urea, hormon tumbuh dan pestisida. Contoh :
a) Benih kentang
direndam dalam larutan asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum ditanam
b) Benih Jagung
sebelum disimpan diberi fungisida redomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1
gram fungisida.
c) Untuk mencegah serangan penyakit
rendam benih dalam larutan fungisida dan bakterisida sekitar 2-3 gr/liter.
3) Perlakuan fisis
Perlakuan fisis adalah perlakuan yang
dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan yang bersifat fisis. Perlakuan
fisis ini dapat dilakukan dengan cara :
a) Perendaman dengan air panas
Benih dimasukkan ke dalam air panas dan
dibiarkan sampai menjadi dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit
menjadi lunak sehingga wadah dilalaui air dan udara. Contoh : benih apel
direndam pada air mendidih selama 2 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.
b) Perlakuan dengan temperatur tertentu
Benih disimpan pada temperatur tertentu
sebelum disemai pada temperatur yang cocok untuk perkecambahannya. Perlakuan
ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau
agar terjadi pembentukan bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya.
Contoh : benih selada akan berkecambah apabila disimpan pada suhu rendah, dan
akan dorman pada suhu 30 oc – 35 oc. Pada benih yang mempunyai masa dormansi
fisik yang lama seperti pada biji Sengon, Akasia, Jambu mete dan Kaliandra bisa
dilakukan dengan penyiraman dan perendaman dengan air hangat selama 2-5 menit
kemudian rendam dalam air dingin selama 1-2 hari. Pada biji Jati, Kemirinn
karena kulitnya keras bisa dilakukan dengan cara menggosokkan benih pada benda
keras, pada Mangga bisa dilakukan dengan cara menyayat dan membuang kulit
bijinya. Biji Pepaya mengandung zat tertentu yang dapat menghambat
perkecambahan sehingga untuk mengatasinya bisa dilakukan perendaman dengan
Atonik konsentrasi 1 cc/2liter air selama 1 jam lalu diperam dengan gulungan
kain basah selama 24 jam.
c) Menyiapkan biji
Setelah biji dikeluarkan dari buah atau
polongnya, bersihkan daging buah dan lendir yang menempel agar tidak menjadi
tempat tumbuhnya jamur. Untuk biji yang berukuran besar seperti biji Mangga
atau Durian, pembersihan cukup dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih.
Sementara itu, untuk biji berukuran kecil seperti biji Jambu, atau biji yang
terbungkus lapisan pembungkus (pectin) seperti biji Pepaya, pembersihan
dilakukan dengan meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya
hilang, lalu dicuci dengan air bersih.
Setelah bersih, biji diseleksi dengan
melihat penampilan fisiknya. Biji yang memenuhi syarat sebagai benih adalah
biji yang padat dan bernas, bentuk dan ukurannya seragam, permukaan kulitnya
bersih dan tidak cacat.
Kemudian biji hasil seleksi fisik direndam dalam air. Pilih biji yang
tenggelam, karena ini menandakan daya kecambahnya lebih tinggi dibandingkan
dengan biji yang terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk memperbanyak
tanaman secara generatif. Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit,
rendam biji di dalam larutan fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau
Dithane dengan dosis 2-3 gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4%
atau sublimat 1% dengan dosis sesuai aturan yang tertera di label kemasan. Ada
beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari
buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu
biji yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau bahkan
tidak akan tumbuh jika dikeringkan. Contohnya adalah biji Kemirinn, Meranti,
Mahoni, Mangga, Durian, dan Nangka Ada biji yang tetap berdaya kecambah tinggi
walaupun sudah dikeringkan sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam
waktu yang lama. Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya
dan kelembabannya. Biji seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah
biji sayuran seperti Cabai dan Tomat; biji tanaman buah berumur pendek seperti
Semangka, Melon, dan Pepaya; serta biji tanaman kehutanan seperti Jati dan Sengon.
d) Perlakuan biji
Ada kalanya biji yang disemai lambat
berkecambah bahkan tidak berkecambah sama sekali, walaupun media semainya sudah
cocok. Hal ini disebabkan oleh dormansi yaitu keadaan terbungkusnya lembaga
biji oleh lapisan kulit atau senyawa tertentu. Sebenarnya, dormansi merupakan
cara embrio biji mempertahankan diri dari keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan, tetapi berakibat pada lambatnya proses
perkecamabahan. Berikut ini jenis-jenis dormansi biji dan cara mengatasinya.
e) Dormansi fisik
Dormansi fisik sering terjadi pada biji
tanaman sayuran dan beberapa jenis tanaman kehutanan seperti Sengon, akasia,
jambu mete dan kaliandra. Penyebabnya adalah kulit biji yang tidak dapat
dilewati oleh air. Cara mengatasinya, siram dan rendam biji dalam air panas
selama 2-5 menit sampai kulitnya menjadi lebih lunak. Kemudian, rendam biji di
dalam air dingin selama 1-2 hari agar air dapat menembus pori-pori kulit biji
dan sampai ke embrionya.
f) Dormansi mekanis
Dormansi mekanis sering terjadi pada
biji Jati, Kemirinn, kenari, dan mangga. Penyebabnya adalah kulit biji yang
terlalu keras sehingga sulit ditembus calon akar dan tunas. Pada biji mangga,
dormansi ini dapat diatasi dengan menyayat dan membuang kulit bijinya.
Sementara itu, pada biji yang terbungkus tempurung seperti biji Kemiri dan
kenari, dormansi mekanis dapat diatasi dengan membuang tempurungnya menjadi
tipis, rusak atau retak agar mudah ditembus calon akar dan tunas. Caranya
dengan mengetok pukul, mengikir-asah, menggesekkan pada lantai kasar, menggesek
menggunakan kertas pasit, atau dengan membakarnya sebelum disemai.
g) Dormansi kimia
Dormansi kimia sering terjadi pada biji
yang mengandung lapisan pektin seperti biji Pepaya. Penyebabnya adalah adanya
kandungan zat tertentu di dalam biji yang menghambat perkecambahan. Cara
mengatasinya, rendam biji di dalam larutan Atonik dengan dosis 1 cc per 2 liter air
selama 1 jam. Kemudian peram biji dengan gulungan kain basah selama 24 jam.
Thanks jelas banget infonya
BalasHapus
BalasHapusGabung bersama kami ebobet.
kami tidak takut anda menang, yang kami takut anda tidak mau bergabung bersama kami...
Berikut promo" kami :
Bonus Member Slots 100%
Bonus Sportsbook 100%
Bonus member baru 20%
Bonus Harian 3%
Cashback 10%
Rollingan Live Casino 1%